Skip to main content

Hiroyoshi Nishizawa - One's of Best Ace in Pacific


Foto narsisnya Nishiwa, katanya mau di upload di fb, hahaha


Foto pesawatnya Nishiwa, keren gak gan?

Score: 87

Banyak Pilot Fighter jagoan Perang Dunia 2 seperti Erich Hartmann dari Jerman, Ivan Kozhedub dari Rusia dan Richard Bong dari Amerika, terlihat seperti memang sudah terlahir untuk jadi jagoan.

Ace of Aces dari Jepang, Hiroyoshi Nishizawa adalah suatu pengecualian. Salah satu teman seperjuangannya, Saburo Sakai, pernah menulis "Setiap orang merasa dia (Nishizawa) harusnya dirawat inap di rumah sakit". Nishizawa tinggi dan kurus untuk ukuran orang Jepang, hampir lima kaki delapan inci (173 cm).Ceking,berat badannya hanya 140 pounds (63,5 kg), tulang rusuknya kelihatan menonjol. Meskipun Nishizawa hebat di beladiri Judo dan Sumo, Sakai
mencatat bahwa temannya itu selalu menderita akibat malaria dan penyakit kulit tropis. Dia selalu terlihat pucat.

Sakai, salah seorang dari sedikit teman yang dimiliki Nishizawa, mendeskripsikannya sebagai pendiam ,"Hampir terlihat seperti pemurung, tidak terlihat seperti jagoan yang dikagumi".
Tapi, Nishizawa sangat setia terhadap orang-orang yang dipercayainya.

Nishizawa berubah menjadi seseorang yang luar biasa ketika berada di dalam kokpit Mitsubishi A6M Zero fighter. "Semua orang yang pernah terbang bersamanya", tulis Sakai, "Merasa dia menjelma menjadi The Devil...belum pernah saya melihat seorang pilot fighter terbang begitu hebat seperti Nishizawa dengan Zero-nya.Kemampuan Aerobatiknya selalu mendebarkan,brilian,sangat susah ditebak,mustahil dilakukan". Dia juga memiliki mata seorang pemburu, mampu menemukan pesawat musuh sebelum rekan2nya menyadarinya.

Meskipun ketika generasi baru pesawat tempur Amerika berusaha untuk menyingkirkan pesawat-pesawat Jepang dari langit Pasifik, banyak yang percaya selama Nishizawa berada di dalam kokpit Zero, dia tak terkalahkan.Hal itu menjadi kenyataan.

Hiroyoshi Nishizawa, lahir january 27,1920 di sebuah desa pegunungan prefektur Nagano,anak kelima dari Shuzoji dan Miyoshi Nishizawa. Shuzoji adalah manajer dari sebuah pabrik Sake. Setelah lulus dari Higher Elementary School (SMP?), Hiroyoshi bekerja di pabrik tekstil. Pada bulan juni 1936, sebuah poster menarik perhatiannya.Lowongan menjadi sukarelawan untuk bergabung dengan Yokaren (Program Pelatihan Penerbang Cadangan).
Dia melamar dan diterima sebagai siswa penerbang di kelas Otsu No.7 Japanese Navy Air Force (Penerbangan AL Jepang). Dia menyelesaikan latihan terbangnya pada bulan Maret 1939, lulus dengan ranking 16 dari 71 orang.

Setelah bergabung dengan Oita,Omura dan Sakura Kokutais (Air Group) pada Oktober 1941,Nishizawa ditugaskan ke Chitose Kokutai (Ku.). Setelah serangan Pearl Harbor pada tgl 7 Desember,1941 yang diikuti pecahnya perang dengan Amerika Serikat, sebuah chutai (squadron) dari Group Chitose,termasuk Petty Officer 1st Class (PO1C) Nishizawa sebagai anggota squadron dipindahkan ke lapangan terbang Vunakanau di New Britain, sebuah pulau yang baru saja direbut.
Mereka tiba pada minggu terakhir bulan Januari 1942.Squadron itu dilengkapi dengan 13 pesawat tempur Mitsubishi A5M kuno, lungsuran dari Tainan dan 3rd Kokutai (yang baru saja dilengkapi dengan A6M2 Zeros yang lebih canggih). Skadron Nishizawa akhirnya mendapat 3 pesawat Zero pertama pada 25 Januari.

Nishizawa terbang dengan A5M di atas Rabaul pada tgl 3 Feb dengan 8 orang temannya
ketika bertemu 2 pesawat amfibi Consolidated Catalina milik Royal Australian Air Force
(RAAF) yang berpangkalan di laut yang dikuasai Sekutu dan pangkalan udara di Port Moresby, New Guinea.Salah satu dari Catalina menghindari pesawat-pesawat Jepang, tapi Nishizawa menyerang Catalina yang lain dan merusakkan satu mesinnya. Si pilot Australia, Flight Lt. G.E. Hemsworth berhasil mengendalikan pesawatnya yang rusak kembali ke Port Moresby dengan satu mesin dan Gunner-nya Sergeant Douglas Dick mengklaim berhasil menembak jatuh satu pesawat Jepang.Oleh pihak Jepang,Nishizawa diakui berhasil menembak Catalina sebagai kemenangan pertamanya.

Rabaul diserang oleh grup-grup kecil Pembom Sekutu selama bulan Februari. Jepang merebut Sarumi dan Gasmata di bagian barat New Britain pada 9 Februari dan segera membuat pangkalan-pangkalan di sana. Hari berikutnya, beberapa detasemen, termasuk unit Nishizawa dari Chitose Ku, digabung ke dalam Air Group baru, Air Group ke-4.Ketika mereka mendapatkan Zero-zero baru, Nishizawa mendapat salah satu A6M2 Zero tersebut dengan nomor ekor F-108.

Duabelas pesawat Zero dari Air Group (Ku) ke-4 sedang mengawal 8 pembom dalam sebuah serangan ke Horn Island pada 14 Maret ketika bertemu dengan 7 Curtiss P-40E Warhawks dari the 7th Squadron, 49th Pursuit (Pemburu) Group, Amerika Serikat.Pihak Amerika dipimpin oleh Captain Robert L. Morissey. Dalam pertarungan yang berlangsung, tiga pilot dari 4th Ku, termasuk Nishizawa, mengklaim menembak jatuh 6 P-40,ditambah 2
probable (kemungkinan tertembak), sedangkan lawan mereka mengklaim 5 Zero.
Pada kenyataannya, Jepang hanya kehilangan 2 pesawat tempur dan pilot2nya (Lt. j.g. Nobuhiro Iwasaki dan PO1C Genkichi Oishi), sedangkan Amerika hanya kehilangan satu P-40 yang pilotnya 2nd Lt. Clarence Sandford terjun di atas Bremer Island.

Pihak Jepang tidak memiliki kebijakan untuk mencatat skor para pilot2nya, mereka lebih mengutamakan kehormatan team sebagai sebuah unit. Seperti halnya Perancis dan Italia, skor dihitung sebagai kemenangan Air Group, bukan milik individu. Pada umumnya, usaha untuk mem-verifikasi skor individu dari pilot-pilot Jepang hanya bisa dilakukan dengan memeriksa surat-surat dan buku harian si pilot, atau rekan pilot pada saat perang telah berakhir.

Klaim Nishizawa berikutnya adalah sebuah Supermarine Spitfire di atas Port Moresby pada 24 Maret, Dia adalah salah satu dari lima pilot Jepang yang mengklaim menembak jatuh 3 pesawat Spitfires pada tempat yang sama,tanggal 28 Maret.Bisa dipastikan bahwa pihak Jepang salah mengindentifikasikan pesawat lawan karena tidak ada Spitfires dimiliki oleh Australia pada saat itu.

Sementara itu pada tgl 8 Maret, Jepang berhasil mendarat di wilayah timur laut New Guinea,merebut Lae dan Salamua. Kemudian pada 1 april, JNAF mengalami reorganisasi.
4th Kokutai (Ku) menjadi group pembom, sedangkan skadron pemburunya (termasuk
Nishizawa) digabungkan ke Tainan Kokutai, di bawah pimpinan Captain Masahisa Saito.
Unit tersebut beroperasi dari lapangan terbang kecil dalam hutan di Lae, di mana kondisi sangat memprihatinkan."Lapangan Terbang paling buruk yang saya pernah lihat, lebih buruk dari Rabaul, bahkan dari pangkalan garis depan di Cina" ujar anggota Tainan Ku, PO1C Saburo Sakai. Tetapi wingman-nya PO3C Toshiaki Honda,dengan gembira menggambarkan Lae sebagai "Tempat berburu paling bagus di muka bumi".
Apa yang dimaksud Honda adalah Port Moresby, sebuah "sarang lebah" milik Sekutu
yang hanya berjarak 180 mil dari Lae.Di sana terdapat pesawat-pesawat P-40 RAAF,
diperkuat oleh pesawat-pesawat Bell P-39 Airacobra dari Group Pemburu ke-8 , USAAF (United States Army Air Force).

Sekelompok Zero dari Tainan Ku, dipimpin oleh Lt. j.g. Junichi Sasai, berpatroli di atas
Coral Sea dan melakukan perjalanan pulang melintas di atas Port Moresby pada 11 April.
Melihat 4 Aircobra milik Sekutu, Sakai, dengan dilindungi oleh 2 wingman-nya, PO3C Honda dan Seaman 1st Class Keisaku Yonekawa, menyerang 2 P-39 Aircobra yang paling belakang dan dalam sekejap menjatuhkan keduanya.

"Saya membelokkan Zero dengan sangat tajam, kemudian menanjak ", tulis Sakai,"Bersiap untuk muncul tepat di belakang 2 pesawat tempur terdepan.Tiba-tiba pertempuran selesai!
Kedua P-39 menghunjam ke bumi tak terkendali, diikuti kobaran api dan asap tebal..
Saya melihat salah satu Zero yang dipiloti Hiroyoshi Nishizawa,seorang rookie, sedang
menanjak setelah terbang menukik.Zero kedua, yang telah membunuh lawannya dengan
sekali tembak, dipiloti oleh Toshio Ota, menanjak dengan tajam untuk bergabung kembali
dalam formasi.

Sejak saat itu, Nishizawa dan PO1C Ota yang berumur 22 tahun, menonjol di antara
pilot-pilot veteran Tainan Ku. Keduanya menjadi Ace paling hebat dari Group. "Sering kami terbang bersama", tulis Sakai, "dan kami dikenal oleh para pilot lain sebagai 'cleanup trio' (trio sapu bersih)". Ota memiliki kehebatan yang sama dengan Nishizawa dalam menerbangkan Zero, tetapi kepribadiannya sangat berbeda. Ota adalah orang yang ramah,periang dan senang bergaul.Sakai berpikir kalau Ota akan lebih kerasan di NightClub (Dugem) ketimbang harus berada di Lae yang sepi.

Dalam beberapa minggu berikutnya, Tainan Kokutai, memperoleh keberhasilan, tapi
tampaknya peluang masih belum didapatkan Nishizawa. Pada 23 April, Nishizawa,Sakai
dan Ota menembaki lapangan terbang Kairuku di utara Port Moresby, dan pada bahkan
pada 29 April Nishizawa dan lima pilot Zero lainnya merayakan hari ulang tahun kaisar
Hirohito dengan memberondong pangkalan udara Port Moresby. Pada dua kejadian tersebut pihak Jepang tidak mendapat perlawanan.Pada 1 Mei, 8 Zero yang tengah menuju Port Moresby bertemu dengan 13 P-39 dan P-40 sedang terbang pelan pada ketinggian 18.000 feet.
Nishizawa, seperti biasanya menemukan musuh terlebih dahulu dan langsung terbang
memutar untuk menyerang musuh dari kiri belakang. Ketujuh temannya mengikuti dari
belakang dan menyerang tanpa diduga lawan. Mereka menjatuhkan 8 pesawat.

Sakai, yang meng-klaim 2 kemenangan dalam pertempuran itu, menggambarkan apa yang terjadi ketika mereka kembali ke Lae, "Nishizawa melompat dari kokpitnya begitu Zero-nya berhenti.Kami terkejut,biasanya dia hanya turun dengan perlahan dari kokpit. Kali ini, dia
mengangkat kedua tangannya ke atas dan berteriak Yeeeeeeoow!, Kami memandangnya
dengan heran, benar benar diluar kebiasaannya. Kemudian, Nishizawa tersenyum lebar dan melangkah pergi. Mekaniknya tersenyum dan menerangkan sebabnya. Nishizawa tadi
berdiri di depan pesawat tempurnya dan mengacungkan 3 jari (3 kill).Nishizawa
telah beraksi kembali!".

Nishizawa melanjutkan kehebatannya, menjatuhkan 2 P-40 di atas Port Moresby hari berikutnya dan sebuah P-40 pada 3 Mei. Pada 7 Mei,Sakai,Nishizawa,Ota dan PO1C Toraichi Takatsuka menyergap 10 P-40 di atas Port Moresby, setiap pilot langsung menembak jatuh sebuah P-40.Empat P-40 yang lain berbalik menyerang, tapi pilot-pilot Jepang berhasil menghindar dengan melakukan putaran dengan radius yang kecil. Mereka berhasil menempatkan diri di belakang musuh dan menembak jatuh 3 P-40 lagi. Nishizawa turut serta menghancurkan 2 P-39 pada 12 Mei, dan kembali menembak jatuh 2 P-39 pada 13 Mei.

Hujan lebat pada 15 Mei membuat Tainan Ku tidak dapat terbang, pada subuh esok harinya sekelompok pembom North American B-25 Mitchell dari 3rd Bomb Group melintas di atas Lae dan membuat runway di Lae berlubang-lubang dengan serangan bom. Hari itu dihabiskan untuk memperbaiki kerusakan.Malam harinya,Nishizawa, Ota dan Sakai tengah bersantai di ruang radio, mendengarkan siaran musik dari Radio Australia ketika kemudian Nishizawa mengenali lagu Camille Saint-Saëns "Danse Macabre"."Aku ada usul", katanya dengan gembira."Kamu tau kan misi besok? menembaki Port Moresby? Gimana kalo kita melakukan sedikit tarian kematian besok?".

Ota menganggap usul Nishizawa gila, tapi Nishizawa berkeras "Begitu rombongan kembali
ke pangkalan, ayo kita bertiga balik ke Moresby, dan melakukan demonstrasi aerobatik
tepat di atas pangkalan Port Moresby"."Itu bakal membuat lawan mencak-mencak", usul Nishizawa.
"Kayaknya Asik juga", balas Ota."Tapi gimana dengan komandan? Dia pasti melarang kita
melakukannya".
"Emang Kenapa?" jawab Nishizawa tersenyum lebar."Siapa bilang dia harus tau soal ini?".

Pada tanggal 17 Mei, Lt. Cmdr. Tadashi Nakajima memimpin Tainan Ku,diikuti Sakai dan Nishizawa sebagai wingman , berusaha maksimal untuk menetralisir musuh di Port Moresby. Usaha untuk memberondong pangkalan musuh tidak membuahkan hasil, tapi 3 formasi pesawat tempur Sekutu menyerang balik Zero-zero Jepang . 5 P-39 diklaim berhasil ditembak jatuh Jepang, termasuk double kill oleh Sakai dan beberapa kemungkinan kill oleh Nishizawa. Tapi 2 Zero tertembak di atas pangkalan dan kemudian jatuh di Pengunungan Owen Stanley, menewaskan Lt. j.g. Kaoru Yamaguchi dan PO2C Tsutomu Ito.

Pesawat-pesawat Jepang mengatur formasi untuk perjalanan pulang. Sakai memberi tanda ke Nakajima (Komandan Misi) bahwa dia sedang mengejar sebuah pesawat musuh dan kemudian terbang menjauh. Beberapa menit kemudian, dia sudah berada di atas Port Moresby lagi,untuk bertemu dengan Nishizawa dan Ota. Setelah mengatur formasi dengan tanda gerakan tangan dan memastikan tidak ada pesawat musuh,ketiganya melakukan tiga tight loop dalam formasi pesawat berdekatan. Setelah itu, Nishizawa yang kegirangan, memberi tanda kalau dia ingin mengulangi pertunjukan. Menukik ke ketinggian 6000 feet,pesawat mereka melakukan tiga loop lagi, tanpa ada tembakan perlawanan dari
darat. Mereka kemudian balik menuju Lae, terlambat 20 menit dari anggota unit lainnya.

Sekitar pukul 9 malam,Sakai,Otan dan Nishizawa dipanggil segera menghadap ke kantor
Lieutenant Sasai.Ketika mereka menghadap,Sasai tengah memegang sepucuk surat.
"Kalian tahu darimana Saya mendapatkan surat ini ?", teriaknya. "Nggak ? Saya beritahu,
dasar goblok,surat ini dijatuhkan oleh pesawat musuh beberapa menit yang lalu!"
Surat itu, ditulis dalam bahasa Inggris, berbunyi,
"Kepada Komandan Pangkalan Lae : Kami sangat terkesan dengan tiga pilot yang mengunjungi kami hari ini, dan kami semua menyukai pertunjukan udara di atas pangkalan kami. Sungguh sebuah pertunjukan. Kami akan sangat berterimakasih, jika pilot-pilot yang sama kembali ke sini sekali lagi, masing-masing mengenakan scarf hijau dililitkan di leher.
Kami minta maaf karena tidak bisa memberikan sambutan yang lebih baik saat kunjungan mereka,tapi kami pastikan bahwa lain kali mereka akan menerima sambutan yang meriah dari kami".

Nishizawa, Sakai dan Ota berdiri dengan sikap sempurna, berusaha keras menahan tawa
ketika Sasai memarahi mereka atas tindakan bodoh mereka dan melarang mereka untuk
melakukan lagi pertunjukan aerobatik di atas pangkalan musuh.Bagaimanapun juga
tiga Ace Tainan Ku tersebut setuju bahwa Koreografi 'Danse Macabre' Nishizawa patut dilakukan.

Nishizawa menambahkan satu lagi P-39 ke daftar skornya pada 20 Mei. Sebuah serangan ke Lae oleh 6 B-25C dari the 13th Squadron, 3rd Bomb Group pada 24 Mei disambut dengan serangan ganas oleh 11 Zero. Nishizawa yang pertama menyambut pembom Mitchell.Dalam sekejap peluru-peluru meriam-nya membuat pesawat paling depan (Diterbangkan oleh Captain Herman F. Lowery) jatuh dan terbakar di ujung lapangan udara.Selanjutnya, Ota menjatuhkan B-25 kedua, Sakai menjatuhkan dua dan Sasai menjatuhkan satu,tinggal satu pembom yang selamat kembali ke Port Moresby dalam keadaan penuh lubang.

Ketika sedang terbang rendah di atas hutan pada 27 Mei, Pilot-pilot Jepang bertemu dengan 4 Boeing B-17Es dari 19th Bomb Group terbang dalam formasi, dikawal oleh 20 Bell P-400 (versi export dari P-39 ,dipersenjatai dengan kanon 20 mm,sedangkan P-39 memakai kanon 37 mm)
dari 35th Pursuit Group (Grup Pemburu).Mereka tiba di Port Moresby pada akhir Mei,sebagai kekuatan pengganti 8th Group yang sudah babak belur.Zero-zero menyerang dari bawah dan duel di ketinggian rendah pun terjadi,Sakai menembak jatuh satu Aircobra dan membuat satu pesawat lainnya menabrak pegunungan.Secara tidak sengaja,Nishizawa dan Ota juga berhasil
menjatuhkan Aircobra dengan cara yang sama.Masing-masing mengejar korbannya hingga jatuh sendiri (karena ketinggian rendah) dan berhasil menanjak pada detik terakhir.

Nishizawa menambah satu lagi P-39 ke skor kill-nya pada 1 Juni, 2 lagi pada 16 Juni.Pada 25 Juni, dia menembak jatuh sebuah P-39 dan bersama dengan 2 pilot Zero lain menjatuhkan P-39 kedua (shared kill).Sebuah P-39 jadi korbannya pada 4 Juli.

Meskipun memperoleh kesuksesan yang mengagumkan, tidak selamanya kemenangan berpihak ke mereka.23 pesawat Zero mencegat rombongan B-26 di atas Lae pada tgl 9 Juni. Pilot-pilot Jepang berhasil menjatuhkan 4 B-26 di atas Cape Ward Hunt ketika tiba-tiba mereka disergap oleh 11 P-400 dari 39th Squadron, 35th Fighter Group.Warrant Officer Satoshi Yoshino (Ace dengan 15 kemenangan) tertembak jatuh dan gugur di tangan Captain Curran L. Jones
(Jones di kemudian hari menjadi Ace setelah menerbangkan Lockheed P-38F Lightning).

Bahkan Nishizawa pun akhirnya menemukan lawan yang sepadan pada 11 July. Zero-nya tertembak ketika berusaha menjatuhkan sebuah B-17.Tapi sebelumnya ia berhasil menembak jatuh sebuah P-39 pada hari yang sama.Nishizawa juga gagal menjatuhkan sebuah Lockheed A-28 Hudson pada
22 Juli karena pesawat lawan terbukti lebih cepat dan lebih tangguh.Tapi pada 25 Juli,ia berhasil menjatuhkan satu lagi P-39 di atas Port Moresby dan bersama 8 Pilot Zero lainnya menembak jatuh sebuah B-17 di atas Buna.

Saat 5 B-17 membom Lae pada 2 Agustus,Jepang mencoba sebuah taktik baru,serangan head-on (Berhadapan langsung dengan lawan).Hasilnya spektakuler.Peluru kanon Nishizawa mengenai B-17 pertama ,membuatnya meledak dan terbakar. Ota,Sasai dan Sakai masing-masing juga
berhasil menjatuhkan sebuah B-17. Tiga P-39 lawan mencoba untuk bergabung dalam pertempuran,hanya menjadi santapan empuk buat Nishizawa,Ota dan Sakai.Pertempuran kembali berlanjut,B-17 kelima akhirnya ditembak jatuh.Tetapi sebelum tertembak jatuh,para Gunner dari B-17 itu berhasil merusak Zero milik Sakai dan menembak jatuh Seaman 1st Class Yoshio Motoyoshi (wingman Nishizawa). Ketika mendarat,Nishizawa mengabaikan kegembiraan para awak daratnya."Isi kembali bahan bakar dan senjata",perintahnya, dan ia segera terbang kembali sendirian untuk mencari Wingman yang hilang."Setelah dua jam ia kembali",tulis Sakai,"Kesedihan terpancar dari wajahnya".

Keesokan harinya, Tainan Ku pindah ke lapangan terbang Lakunai di Rabaul.Pada 7 Agustus pukul 5:20 pagi,sampailah berita bahwa US Marine sudah mendarat di pulau Guadalcanal (berjarak lebih dari 500 mil), merupakan bagian paling selatan dari rangkaian kepulauan Solomon.Tanpa membuang waktu Lt. Cmdr. Nakajima memimpin 17 Zero yang mengawal 27 pembom
Mitsubishi G4M dari 4th Ku, menyerang gugus tugas AL Amerika yang mendukung invasi. Jepang disambut oleh 14 pesawat tempur Grumman F4F-4 dan 16 pembom tukik 16 Douglas SBD-3 Dauntless dari kapal induk Saratoga,Enterprise dan Wasp.

Nishizawa berhasil menjatuhkan enam F4F. Ini merupakan pertempuran pertama antara Zero yang berpangkalan di darat dengan pesawat tempur Amerika berpangkalan di kapal induk.Kemungkinan salah satu dari korbannya adalah Lieutenant Herbert S. ('Pete') Brown dari VF-5, yang mengaku diserang oleh sebuah Zero yang berada 1500 feet di atasnya. Tembakan full-deflection dari Zero memecahkan kaca kanopi kokpit,melukai paha dan kakinya.Pete Brown melaporkan sang lawan kemudian terbang berjajar dengan pesawatnya, dan setelah dua pihak yang bermusuhan saling menatap,Pilot Jepang itu kemudian tersenyum dan melambaikan tangan.Kehebatan dan gaya koboi lawan seperti yang dilaporkan Brown sepertinya memang milik Nishizawa.Tapi tampaknya Nishizawa terlalu cepat berasumsi akan nasib lawannya.Brown berhasil kembali ke kapal induknya,Saratoga.Pilot VF-5 yang diduga juga menjadi korban Nishizawa adalah Ensign Joseph R. Daly yang pesawatnya terbakar dan menderita luka bakar serius,tapi berhasil menyelamatkan diri dengan parasut di dekat Guadalcanal.Korban Nishizawa lainnya adalah Lt. j.g. William M. Holt (tewas).

Setelah melalui pertarungan yang sengit,Sakai menjatuhkan sebuah F4F dipiloti oleh Lieutenant James J. Southerland II,yang kemudian berhasil menyelamatkan diri. Sakai kemudian menjatuhkan sebuah SBD-3 dari squadron intai VS-71,menewaskan radioman 3rd Class Harry E. Elliott dan melukai pilot Lieutenant Dudley H. Adams. Sakai kemudian menyerang 8 pesawat yang terlihat seperti F4F Wildcat,tapi kemudian terlambat menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah pesawat pembom tukik dari squadron VB-6 dan VS-5.Sebuah rear-gun (senapan mesin hadap belakang) kaliber 0.30 (7.62 mm) dari salah satu pembom menembak Sakai tepat di kepala,membuatnya buta sesaat.

Pertempuran berakhir, dan rombongan Zero mengatur formasi untuk pulang.Nishizawa mengamuk setelah menyadari Sakai hilang.Terbang menjauh sendirian, dia menelusuri daerah pertempuran.Bermaksud untuk mencari Sakai atau pesawat Amerika lain untuk dijatuhkan.Kalau perlu dengan cara menabrakkan diri ke pesawat lawan.Akhirnya ia berhasil menenangkandiri dan kembali ke Lakunai.Kemudian, secara mengejutkan Sakai yang luka parah berhasil mendarat kembali, setelah bersusah payah menempuh perjalanan pulang sejauh 560 mil.Nishizawa sendiri yang membawa Sakai ke tempat perawatan.Pada 12 Agustus Sakai dievakuasi ke Jepang.Dia kehilangan satu matanya tapi kembali bertempur di tahun 1944,berhasil membuat skor akhir 64 kill.Ace Jepang terbaik no 4.

Pihak Jepang mengklaim dalam pertempuran tgl 7 Agustus itu berhasil menjatuhkan 36 F4F dan 7 SBD.Kerugian yang diderita Amerika sebenarnya hanya 9 F4F dan sebuah SBD.Empat pilot F4F (Holt, Lt. j.g. Charles A. Tabberer dan Ensign Robert L. Price dari VF-5, dan Aviation Pilot 1st Class William J. Stephenson of VF-6) berikut radioman SBD Elliot tewas.Amerika sendiri mengklaim menjatuhkan 7 pembom dan 2 zero.Jepang ternyata hanya
kehilangan 4 Pembom G4M , dan 6 lainnya kembali ke pangkalan dalam keadaan rusak berat hingga tidak bisa dipakai lagi.Tainan Ku juga kehilangan 2 pilot, PO1C Mototsuna Yoshida (12 kill) dan PO2C Kunimatsu Nishiura.Keduanya dihabisi oleh Lt. j.g. Gordon E. Firebaugh dari squadron VF-6 kapal induk Enterprise. Firebaugh sendiri kemudian tertembak jatuh tapi berhasil menyelamatkan diri dengan parasut.

Sakai dan Yoshida termasuk beberapa Ace Jepang yang karirnya harus berakhir cepat dalam 6 bulan pertarungan sengit dengan kekuatan udara AD , AL dan Marinir Amerika yang beroperasi dari lapangan terbang Henderson,Guadalcanal.Junichi Sasai (27 kill) akhirnya tewas terbunuh oleh Captain Marion E. Carl dari squadron VMF-223 Marinir pada 26 Agustus.Pada 13 September PO3C Kazushi Uto (19 kill), Warrant Officer Toraichi Takatsuka (16 kill) dan PO2C Susumu Matsuki (8 kill) terbunuh dalam pertempuran hebat dengan VF-5 dan VMF-223.

Nishizawa bertahan hidup dan beradaptasi dengan taktik dan pesawat tempur Amerika yang selalu berkembang.Pada 5 Oktober, Ia dan 8 pilot lain menjatuhkan sebuah B-25 yang sedang menyerang Rabaul,kemudian pada 8 Oktober bersama dengan 8 pilot,ia menjatuhkan sebuah pembom torpedo di atas Buka. Dalam pertempuran 11 Oktober antara 16 Zero Tainan Ku dengan
8 F4F VMF-121,Nishizawa berhasil memaksa 2nd Lt. Arthur N. Nehf mendarat darurat di perairan selat Lunga.Satu2nya korban dalam pertempuran itu. Pada 13 Oktober,dalam pertempuran dengan VMF-121 di atas Guadalcanal,Nishizawa menjatuhkan satu dari 5 pesawat musuh yang diklaim Tainan Ku.Kerugian Marinir Amerika sebenarnya hanyalah sebuah Wildcat yang dipiloti Captain Joseph J. Foss, setelah ditembaki oleh PO3C Nobutaka Yanami dan Seaman 1st Class Tadashi Yoneda. Foss sendiri mendarat darurat di lapangan Henderfield.Nishizawa menjatuhkan F4F lain pada tgl 17 dan bersama dengan pilot lain ia menjatuhkan sebuah pembom torpedo.Ia juga mengklaim berhasil menembak jatuh pada pertempuran 20 Oktober dengan VMF-121,padahal tidak ada korban dalam pertempuran tersebut.

Toshio Ota membuat Marine gunner Henry B. Hamilton (VMF-212) terluka parah pada 21 Oktober.Kemenangannya yang ke-34.Tapi Ota sendiri tertembak jatuh dan tewas beberapa saat kemudian di tangan 1st Lt. Frank C. Drury.Pada 25 Oktober,Ace Tainan Ku Seaman 1st Class Keisaku Yoshimura
(9 kill) menjadi korban Joe Foss of (VMF-121).

JNAF mengadakan reorganisasi pada 1 November.Semua unit diberi nomor registrasi sebagai pengganti nama.Tainan Ku menjadi 251st Kokutai.Pada pertengahan bulan,grup tersebut dikirim balik ke pangkalan udara Toyohashi,Jepang untuk dilengkapi kembali.Commander Yasuna Kozono menjadi Komandan baru,Lt. Cmdr. Nakajima menjadi Air Officer (?),dan personel baru
dilatih oleh 10 veteran yang bertahan hidup,termasuk Nishizawa.Saat Ia ditarik ke Toyohashi,Skor Nishizawa sudah mencapai 55.Tetapi kemenangan sudah berpindah ke pihak Amerika.Pasukan Jepang terakhir dievakuasi dari Guadalcanal pada 7 Februari,1943.Mulai saat itu,Sekutu menjadi pihak yang menyerang.

Ketika di Jepang,Nishizawa mengunjungi Sakai yang dalam penyembuhan di Rumah Sakit Yokosuka.Nishizawa mengeluh tentang tugas barunya sebagai Instruktur,"Saburo, kamu bisa bayangin kan gimana aku harus terbang dengan pesawat biplane tua,mengajari anak-anak baru yang bodoh cara untuk berbelok dan berputar tanpa ngompol di celana?" Nishizawa juga menceritakan
betapa banyak teman mereka telah menjadi korban keganasan Amerika."Nggak seperti dulu,Saburo",katanya."Aku nggak bisa berbuat banyak.Terlalu banyak pesawat musuh,sangat banyak".
Meskipun demikian,Nishizawa tidak sabar untuk kembali bertempur."Aku ingin terbang lagi"."Aku harus bertempur lagi.Tinggal di Jepang membuatku tersiksa".

251st Ku kembali ke Rabaul pada tanggal 7 May,1943 dan kembali beroperasi di New Guinea dan kepulauan Solomon.Di antara pesawat Zero yang pernah diterbangkan Nishizawa saat itu adalah sebuah A6M3 Type 22 (Zeke) dengan nomor ekor UI-105.Pada 13 Mei,32 Zero dari 251st Ku mengawal 18 Pembom G4M dari 751st Ku dalam sebuah serangan ke Teluk Oro,New Guinea.Mereka dihadang gabungan pesawat-pesawat P-40 dan Lockhed P-38 Lightning dari 49th Fighter Group.Sebuah pertempuran yang membingungkan terjadi,Jepang mengklaim 13 pesawat musuh (5 diantaranya diakui sebagai kemungkinan/probable).Amerika sendiri mengaku telah menjatuhkan 11 G4M dan 10 A6M3.Hasil sebenarnya adalah : 6 G4M Jepang gagal kembali ke
pangkalan di Kavieng,New Ireland dan 4 kembali dalam keadaan rusak,sementara 251st Ku tidak kehilangan seorang pilot pun.

Satu-satunya kerugian Amerika adalah 2nd Lt. Arthur Bauhoff.P-38 nya dijatuhkan oleh dua A6M3,salah satu diantaranya milik Nishizawa.Bauhoff sempat terlihat terjun ke laut dengan parasut,tapi ketika kapal penyelamat tiba,hanya ditemukan segerombolan hiu buas yang berenang di sekitar tempat jatuhnya Bauhoff.Pesawat2 P-40K dari 7th Squadron menyerang pesawat2 pembom,tapi kemudian 1st Lt. Sheldon Brinson dikejar oleh sebuah Zeke yang
bermanuver liar, yang terlihat jelas diterbangkan oleh seorang pilot veteran.Brinson dapat menyelamatkan diri setelah menukik dan menjauh.Mungkin itu adalah P-40 yang dikira Nishizawa berhasil dijatuhkannya.Sebuah P-40K lainnya tertembak dan roda pendaratnya patah,pesawat itu tidak bisa dipakai lagi,tapi si pilot,1st Lt. John Griffith tidak mengalami cidera.

Pesawat-pesawat 251st Ku dan 204th Ku lepas landas pada 7 Juni untuk menyapu bersih daerah Guadalcanal,tapi kemudian dihadang oleh gabungan pesawat-pesawat Chance Vought F4U-1 Corsairs dan F4F-4 dari VMF-112 Marinir;P-40 dari 44th Sq,18th Fighter Group;P-38F dari 339th Sq,347th Fighter Group; dan P-40E dari No.15 Sq,Royal New Zealand Air Force (RNZAF).Skor akhir adalah :
- Sekutu kehilangan 4 F4U dan sebuah P-40
- Jepang kehilangan 8 Zero,tujuh pilot yang menerbangkannya tewas.
Nishizawa mengaku berhasil menjatuhkan Corsair pertamanya,kemungkinan besar adalah komandan VMF-112,Major Robert B.Fraser.Fraser sendiri menjatuhkan 2 Zero sebelum tertembak jatuh.

Lakon utama hari itu adalah PO1C Masuaki Endo.Berusaha menembak jatuh sebuah P-38,tapi usahanya dikacaukan oleh 1st Lt. Jack A. Bade dengan P-40nya.Endo kemudian terlibat pertempuran muka lawan muka dengan 1st Lt. Henry E. Matson dari 44th Sq.Pesawat Endo terbakar setelah dihajar 6 senapan mesin kal 0.50 (12,7 mm) milik Matson.Endo mengorbankan diri dengan menabrakkan Zero yang terbakar ke P-40 milik Matson.Matson berhasil terjun parasut dan berhasil menyelamatkan diri dari 3 Zero musuh yang mendekat dengan cara tersenyum lebar dan melambaikan tangan ke pilot Zero yang kemudian balas melambaikan tangan dan menjauh. Matson kemudian diselamatkan oleh kapal penyelamat.Kematian Endo (14 Kill,termasuk pesawat Matson) membuat JNAF kehilangan satu lagi pilot berpengalaman.

Pada pertengahan bulan Juni,Nishizawa menambah lagi 6 pesawat Sekutu ke daftar skor.Setelah itu,JNAF tidak lagi mencatat kemenangan masing-masing pilotnya.Akibatnya catatan kemenangan Nishizawa menjadi susah dipastikan.Pada saat itu juga pencapaiannya dihargai oleh komandan 11th Air Fleet Vice Adm. Jinichi Kusaka dalam bentuk hadiah sebuah pedang militer bertuliskan "Buko Batsugun" ("For Conspicuous Military Valor").

Nishizawa kemudian dipindahkan ke 253rd Ku pada bulan September.Dia beroperasi dari Tobera,New Britain, sampai akhirnya dipanggil pulang ke Jepang sebulan kemudian.Saat itu Lt. Cmdr. Harutoshi Okamoto (komandan 253rd Ku) melaporkan total skor Nishizawa telah mencapai 85 kill.

Pangkat Nishizawa dinaikkan menjadi Warrant Officer pada bulan November dan ia kembali ditugaskan menjadi pelatih di Oita Ku. Tapi kinerjanya tidak begitu bagus sebagai pelatih. Ia kemudian ditugaskan ke 201st Ku, Februari 1944,dipindahkan dari Atsugi ke Kepulauan Kurile utara untuk melawan serangan bom oleh U.S. Eleventh Air Force.Beberapa kesempatan bertemu musuh sempat diperolehnya,tapi tanpa menghasilkan tambahan skor.

Ancaman serangan Amerika ke Filipina semakin nyata.Pada 22 Oktober 1944,29 pesawat dari Hikotai (detasemen) 304 , 201st Ku dialihkan ke lapangan terbang Bamban di pulau Luzon,Filipina.Nishizawa yang termasuk di dalam detasemen itu,dipindahkan lagi ke Lap.Terbang Mabalacat di pulau Cebu.

Hari berikutnya, Nishizawa memimpin 3 A6M5 (dipiloti oleh Misao Sugawa, Shingo Honda dan Ryoji Baba) mengawal 5 A6M5 lain yang mengangkut bom 550-pound.Sukarelawan yang menerbangkan Zero dilengkapi bom dipimpin Lieutenant Yukio Seki.Para sukarelawan tersebut tanpa ragu-ragu menabrakkan pesawat mereka ke kapal Amerika mana saja yang mereka temui.Kapal Induk adalah target utama.Ini adalah misi resmi pertama dari serangan Kamikaze ("Divine Wind").Dalam usaha menyingkirkan gangguan dari 20 Grumman F6F Hellcat Nishizawa dan Zero pengawal lainnya berhasil menjatuhkan 2 pesawat musuh.Skornya menjadi 87 kill.Serangan bunuh diri itu sendiri berhasil, setelah empat dari lima pesawat Kamikaze menghantam sasaran dan menenggelamkan kapal induk kawal St. Lô.

Setelah kembali ke pangkalan,Nishizawa melaporkan keberhasilan misi ke Comander Nakajima dan mengajukan diri sebagai sukarelawan misi Kamikaze untuk esok hari. "Aneh",kata Nakajima,seperti yang diceritakan ke Sakai,"Nishizawa ngotot kalau dia udah dapat firasat.Dia merasa umurnya hanya tinggal beberapa hari lagi.Saya nggak akan membiarkannya pergi.Seorang Pilot dengan kemampuan seperti dirinya akan lebih berguna di dalam kokpit pesawat tempur daripada menjadi sukarelawan Kamikaze".Meskipun Nishizawa tidak mendapat ijin,pesawat tempurnya kemudian dimuati bom 550-pound dan diterbangkan oleh Air Pilot 1st Class Tomisaku Katsumata,seorang pilot yang belum berpengalaman.Katsumata menghantam kapal induk kawal Suwannee di lepas pantai Surigao.Meskipun tidak tenggelam, kapal tersebut terbakar selama beberapa jam,85 awaknya tewas,58 hilang dan 102 terluka.

Pagi itu,Nishizawa dan beberapa pilot lain menumpang sebuah pembom menuju Clark Field,Luzon untuk menjemput beberapa pesawat Zero pengganti.Di atas Calapan di pulau Mindoro, pesawat yang ditumpangi Nishizawa diserang dua Hellcat dari VF-14,berpangkalan di kapal induk Wasp.Pesawat terbakar dan jatuh.Nishizawa, yang percaya tidak akan pernah tertembak jatuh dalam pertempuran udara,tewas tak berdaya sebagai seorang penumpang.Pesawat tersebut kemungkinan menjadi korban Lt. j.g. Harold P. Newell.

Setelah mengetahui kematian Nishizawa,Komandan Armada Gabungan,Admiral Soemu Toyoda memberikan penghormatan dengan mengumumkannya di buletin AL Jepang, dan menaikkan pangkatnya menjadi lieutenant junior grade (Letnan dua) Anumerta. Karena kekacauan yang terjadi selama akhir peperangan,buletin tersebut terlambat dipublikasikan dan akhirnya Upacara Pemakaman Pilot Terbaik Jepang tersebut baru diadakan pada 2 Desember,1947.Nishizawa juga dianugerahi gelar kehormatan "Bukai-in Kohan Giko Kyoshi" yang berarti
"In the ocean of the military, reflective of all distinguished pilots, an honored Buddhist person."

Gelar yang lumayan untuk seseorang yang pernah dijuluki The Devil.

Credit: BigPack on Formil, Kaskus

Comments

Popular posts from this blog

Foto-foto langka Tentara Jepang Vol. 2

Lanjutan dari foto-foto sebelumnya. Imut coy...!! ^_^ Chinese Army: Type 100 SMG & Stahlhelm El-alamain?? of cource no!! Request lagu ^^ What do you think? Tank Crew

Kempetai

Kesatuan Kempetai (憲兵隊) merupakan satuan polisi militer Jepang yang ditempatkan diseluruh wilayah Jepang termasuk daerah jajahan. Kempetai dapat disandingkan dengan unit Gestapo milik Nazi Jerman, memiliki kesamaan dalam tugas sebagai polisi rahasia militer. Kempetai sangat terkenal karena kedisiplinan dan kekejamannya!! Ada rumor bahwa pada zaman Jepang sedang menjajah negeri kita, orang-orang sangat takut bila berurusan dengan mereka, bisa-bisa tinggal nama yang pulang, banyak korban sampai sekarang gak diketahui lokasi kuburnya hingga kini. Seragam kempetai dengan ciri khasnya yaitu seledang putih di tangan kiri Senjata-senjata yang biasa digunakan unit Kempetai: * Type 26 9 mm revolver * Nambu Type 14 8 mm pistol * Type 94 8 mm pistol * TERA rifles * Bergmann submachine gun * Type 100 submachine gun * Type 38 rifle, Type 38 cavalry rifle, Type 44 Cavalry Rifle dan Type 99 rifle. * Type 97 sniper rifle * Type 99 sniper rifle Organisasi Kempetai Pucuk pimpinan adalah seorang

Yamato Class - Kelas Kapal Tempur Terbesar Sepanjang Masa

Data Teknis Type : Battleship / Super Battleship Length : 256 m Beam : 36.9 m Draft : 11 m Displacement : 65.027 ton / 71.659 ton (full loads) Machinery : Steam Turbines Speed : 50 km/h (27 knots) Range : 7,200 nautical miles (13,334 km) at 30 km/h (16 knots) Crew 2500-2800 Aircraft : 5-7 Armor : Armor (belt) : 410 mm Armor (central deck 75%) : 200 mm Armor (outer deck 25%) : 226.5 Armour (turret) : 650 mm Armament: 9 × 460 mm (18.1 in) (3×3) 6 × 155 mm (6.1 in) (2×3) 24 × 127 mm (5 in) 162 × 25 mm anti-aircraft (52×3, 6×1) 4 × 13.2 mm AA (2×2) Yamato dan Musashi adalah kapal tempur kebanggaan AL Jepang (Imperial Japan Navy), keduanya adalah kapal tempur paling besar dan paling kuat sepanjang sejarah yang pernah dibuat manusia, dengan bobot hingga mencapai 71.659 ton - 72.800 ton. Kapal tempur paling besar milik Amerika (Iowa class) cuma 45.000 ton. Dan kapal tempur Jepang ini dilindungi oleh baja yang tebal, antara 200 mm hingga 650 mm. Sering sekali orang tidak